BANDA ACEH – wartagayo.com : Pengurus Cabang (Pengcab) Cabang Olahraga (Cabor) Muaythai Aceh Tengah merasa kecewa terhadap panitia PON XXI Aceh – Sumut bagian administrasi, dianggap tidak ber etika saat dipertanyakan SK dan ID Card oleh ketua umum Muaythai asal kota dingin Takengon.
Rasa kekecewaan ini di ungkapan kan oleh Windra S.H, selaku Ketua Umum pengurus cabang Muaythai Aceh tengah, awalnya sebelum acara Bimtek yang di laksanakan pada hari Minggu, tanggal 1 September 2024 Jam 09:00 Wib di Gedung A Dinas Pendidikan, Pengurus Cabang (Pengcab) Muaythai Aceh Tengah di undang 2 orang sebagai panitia.
Saat pelaksanaan Bimtek itu, Pengcab Aceh tengah tidak dapat hadir, karna faktor terbentur dengan persiapan pelaksanaan sebagai pembawa Obor Api PON di Aceh Tengah dari tanggal 31 – 3 September 2024, sementara jadwal pelaksanaan kegiatan bawa api PON pada tanggal 4 – 5 September 2024.
Sebelumnya Windra telah melayangkan surat ke Panitia untuk permohonan Dispensasi, atas ketidak hadiran saat bimtek, bahkan Ketum muaythai Aceh tengah telah mendapat kan restu dari ketua pelaksana bimtek melalui WhatsApp, untuk tetap mengikuti pelaksanaan pembawa api pon.
Karna sudah mendapatkan persetujuan, akhir nya setelah selesai sebagai pembawa api obor, pada tanggal 5 september mereka langsung berangkat menuju Banda Aceh, sesampainya di gedung venue pertandingan cabor muaythai, salah satu anggota panitia tidak mendapatkan id card dan seragam, bahkan nama nya dari SK panitia sudah tidak ada.
Sementara diawal SK pertama yang dikeluarkan pada tanggal 07 Juli 2024 lalu ada tertera nama Khairul Azmi, namun disaat SK kedua pada tanggal 31 Agustus 2024 nama Khairul Azmi sudah tidak ada, padahal dari seluruh pengcab diambil 2 orang sebagai panitia, namun karna namanya ada tertera di SK awal dalam pengurus panitia dia tetap hadir ke Banda Aceh.
Sesampai nya di gedung venue cabor muaythai, anggota panitia muaythai Takengon di tanyakan id cardnya, dan tidak di ijinkan mendekati ring pertandingan, dengan alasan tidak memiliki id card dan baju seragam, lantas ia di suruh naik ke atas oleh petugas keamanan, dia sempat menjelaskan bahwa dirinya juga panitia.
Namun pihak keamanan tidak peduli dengan ucapannya, lantas Windra melihat anggotanya di tarik keluar gedung venue, ketum muaythai Takengon ini mendatangi bagian administrasi menanyakan apakah nama kami ada di absensi atau tidak, malah di balas dengan nada tinggi.
Niat ingin mempertanyakan ke bagian administrasi namun Ketum muaythai mendapatkan perlakuan kasar dan hal tidak menyenangkan, sehingga terjadilah cekcok mulut dan hampir terjadi adu jotos, sambil menahan emosi ketua umum Muaythai Aceh tengah membantingkan id card nya ke lantai, bentuk aksi protes terhadap panitia bagian administrasi.
Windra S.H saat memberikan keterangan nya dihadapan awak media menjelaskan,” kita memang datang terlambat ke Banda Aceh, karena kegiatan sebagai pembawa api pon di Takengon dan Benar Meriah, setelah kita laporan tiba di Banda Aceh di bagikan id card, namun satu nama anggota kita hilang dari absensi,” jelas nya.
“Kita pertanyakan dari undangan awal per pengcab di ambil dua orang untuk panitia pendukung pagelaran acara PON Cabor Muaythai , dari pihak panitia bagian administrasi mengatakan lihat besok kita urus id card nya,” katanya.
Sudah dua hari untuk anggota kita ini belum ada id card, lantas oleh pihak keamanan di tanya mana id card nya, anggota kita menjawab belum ada, lalu saya mengambil inisiatif meluruskan persoalan mendatangi bagian administrasi, apakah nama kami ada di absensi atau tidak, malah di balas dengan nada kasar.
Dengan rasa kesal Windra melanjutkan perkataan bagian admin,” itu saya tidak tau,” dengan nada ketus di jawab oleh bagian administrasi yang bernama Zalya, bahkan setelah kita adu argumen dengan pihak keamanan zalya langsung memotong omongan tanpa memberikan kesempatan kepada saya untuk menjelaskan duduk perkara nya,” kesal seorang prajurit TNI ini.
“Apakah saya salah mempertanyakan id card anggota saya.? Jujur saya kecewa dengan sikap oknum panitia cabor muaythai di bidang administrasi, saya sempat tanya kesana dibilang kemari, kemari saya tanya di bilang ke sana, membuat saya jadi bingung, sedangkan kemarin setelah habis sholat Jum’at di bagikan lagi id card kepada panitia yang terlambat datangnya,” ujar Windra S.H.
Setelah adu argumen tidak ada titik temu, saya kesal dan membantingkan id card saya ke lantai dan mengajak anggota saya keluar dari ruangan pertandingan, saya mendengar suara teriakan dari saudari zalya dengan mengatakan tua Bangka dan cacian lainnya kepada saya, seperti orang tak punya adap sopan santun sebagai panitia,” jelasnya.
Kita pun nggak mau hadir kalau enggak ditunjuk dan SK dari pusat PB MI, omongan yang sudah dia lepaskan bukan milik dia lagi ada banyak saksi yang mendengarkan ocehan nya, dia lupa kalau orang Dispora duduk di administrasi itu karena pencab dari kabupaten.kita datang untuk memenuhi panggilan untuk panitia, bukan sebagai perusuh atau membuat onar di acara tersebut, jauh 8 jam perjalanan saya tempuh tanpa istirahat, tapi begini sambut mereka,” tandas Windra yang baru saja menyelesaikan S1 dan akan melanjutkan S2 nya di bidang Hukum.
Awak Media menghubungi via telepons pihak panitia tekhnis administrasi cabor muaythai Zalya, ia mengatakan,” O yang dari Takengon itu, sebenarnya itu hanya miskomunikasi, karna yang di petanyakan itu bukan di bidang saya, jadi saya bingung mau menjawab apa, kalau masalah yang di pertanyakan seharus nya ke bidang administrasi di pusat, kami hanya nge print kalau memang ada nama nya di dalam data SK tersebut,” katanya.
Perihal cacian yang ia lontarkan kepada Ketum Muaythai Takengon,” mungkin pada saat itu suasana kan lagi ramai, jadi banyak suara-suara yang berteriak, padahal banyak saksi yang mendengar cacian yang di lontarkan zalya sulit untuk dia menjelaskannya, sehingga zalya mengakhiri percakapannya dengan alasan pertandingan di mulai,” ucap nya. (Indra G)