Takengon-wartagayo.com
Malam pembukaan kegiatan lomba tingkat kampung(MTQ)reje payung dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramdhan 1445 H,
Peringatan Nuzulul Qur’an Harus Menambah Gairah Keislaman Kita
Pembukaan MTQ Tingkat Kampung,reje payung dirangkaikan Malam Nuzulul Quran yang berlangsung di Menasah Nurul Huda kampung reje payung.
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat kampung tersebut dirangkaikan malam Nuzulul Qur’an resmi dibuka. Acara pembukaan 26/3/2024.
Kami ucapkan terima kasih Kepada semua pihak tokoh masyarakat,tokoh agama dan tokoh pemuda kampung reje payung yang telah bersedia menjadi panitia dalam rangka 17 Ramadhan peringatan MTQ dirangkaikan dengan Nuzulul Qur’an,paparan reje payung, diawal sambutannya.
Reje kampung,penyuluh dan imem kampung kompak dan mendukung kegiatan terlaksanakan sesuai rencana, adapun tinget SD dan SMP,mulai dari mlm 15 s/d malam 22 Ramadhan tingkat SMP 12 peserta dan tingkat SD kls 1 s/d kls 6 jumlah : 37 peserta
Dewan Juri
1.tgk baiqi
2.tgk sukriminsyah
3.tgk Sahrin ( penyuluh)
4.tgk sahrijal
5.tgk suhada (imem kampung )
6.tkg.Zul Faisal unsur RGM,
Kegiatan lomba sesudah habis shalat tarawih.
Ia berharap,semoga dalam setiap tahunnya pelaksanaan kegiatan tersebut tetap kita laksanakan Sehingga peringatan Nuzulul Qur’an bisa tetap berjalan dengan baik dan lancar.
Juga menyampaikan apresiasi kepada peserta dari semua tingkatan tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Sehingga kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik,lancar dan aman penuh berokah dari Allah SWT.
Kegiatan Nuzulul Qur’an setiap tahunnya kita laksanakan ini harus kita mampu mengambil hikmah didalamnya. Karena yang kita tahu ini, yang kita peringati adalah turunnya Al-Qur’an,di mana Al-Qur’an itu adalah hudallinnas wabayinat minal huda wal furqan. Petunjuk bagi manusia pembeda antara hak dan yang batil, katanya.
Karena kita peringati Nuzulul Qur’an ini seharusnya membangkitkan dalam diri kita, untuk memasyarakatkan Al-Qur’an dan meng-Alqur’an-kan masyarakat,
Menurutnya, jangan hanya sekadar seremonial belaka. Datang waktu 17 ramadan dilakukan peringatan Nuzulul Qur’an, Tapi tidak berbekas dalam diri kita. Setiap momen hari-hari besar itu harus ada outputnya. Harus ada hasil yang kita dapatkan. Mudah-mudahan peringatan Nuzulul Qur’an malam ini bisa menambah gairah keislamanan kita. Bahwa kita harus betul-betul memahami islam. Kita harus menselaraskan konteks dan paradigma,” tutupnya.