Aceh Tengah- wartagayo.com
Pekerja Migran Indonesia (PMI), Al Muttakim, asal Kampung Asir-Asir Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah sedang berupaya pulang ke Indonesia. “Tinggal mengupayakan kepulangannya dari Kamboja. Kasusnya sama seperti dua pekerja migran asal Bener Meriah yang sudah berhasil pulang sebelumnya (Tanwir Ayubi dan Feri Sapuan), kerja di Kamboja, diduga terjebak scammer, dan kemudian berpotensi terjebak kasus perdagangan orang,” kata Yusradi Usman al-Gayoni, Inisiator World Gayonese Community (Diaspora Gayo Dunia) melalui pesan Whatsapp dari London, Inggris, Selasa (22/7/0225).
Diungkapkan Yusradi yang sempat jadi Anggota Tim Pengembangan Kawasan Gayo-Alas (Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Bener Meriah) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (2008-2024) itu, dia tahu informasi tentang Muttakim dari Tanwir Ayubi, di mana Yusradi ikut mengurus kepulangan Tanwir bersama Pemerintah Kabupaten Bener Meriah. “Saya tahunya tanggal 14 Juli 2025 dari Tanwir. Langsung saya informasikan via Whatsapp ke Wakil Bupati dan Sekda Aceh Tengah saat itu juga. Dua hari yang lalu (20/7/2025), saya WA Bupati Aceh Tengah. Namun, belum ada tanggapan. Barangkali, sedang sibuk,” tuturnya.
Dilanjutkannya, tanggal 20 Juli 2025, ibu Al Muttakim (Darmayanti, biasa dipanggil Ati Armaya) saat di rumah Tanwir Ayubi, juga sempat menelponnya via WA call, meminta tolong terkait pemulangan putranya. “Alhamdulillah, Al Muttakim berhasil melarikan diri dari tempat kerjanya. Saat ini, sedang mengurus visa dan paspor, yang ditahan tempat kerjanya. Saat bersamaan, mengupayakan biaya Al Muttakim bertahan di Kamboja dan bisa pulang ke Indonesia, sampai ke kampung halaman, Asir-Asir, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah,” sebutnya.
Di samping berkoordinasi dengan Pemkab Aceh Tengah, ungkapnya, Yusradi juga berkoordinasi dengan temannya di Kementerian Luar Negeri dan Migrant Care Indonesia. “Mudah-mudahan dimudahkan semuanya . Tanwir Ayubi, Feri Sapuan, dan Al Muttakim, tiga pekerja migran asal Dataran Tinggi Gayo, Provinsi Aceh, yang jadi korban kerja di Kamboja. Kemungkinan, masih ada lagi, yang belum terdata. Karenanya, pemerintah daerah di Gayo khususnya, Aceh Tengah dan Bener Meriah, perlu membuat layanan pengaduan terkait masalah ini, untuk membantu warganya, pekerja migran yang kasusnya seperti ini di luar negeri. Jadi, bisa bergerak cepat saat ada kasus yang sama ke depannya. Juga, melakukan langkah-langkah antisipatif, dengan menguatkan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran di daerah,” harap Yusradi Usman al-Gayoni.