Aceh Tengah, WARTAGAYO.com- Dugaan adanya permainan dalam pendataan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) di kampus IAIN Aceh Tengah mencuat ke permukaan. Hal ini terungkap setelah seorang mahasiswi baru tahun ajaran 2025, yang enggan disebutkan namanya, mengaku namanya tiba-tiba hilang dari daftar penerima pada tahap akhir pendataan.
Dengan mata berkaca-kaca, ia menceritakan kekecewaannya.
“Awalnya nama saya dinyatakan lulus setelah wawancara, bahkan saya sudah merasa tenang karena bisa melanjutkan kuliah. Namun, saat pendataan akhir, nama saya tidak ada lagi. Saya benar-benar sedih. Tekad saya untuk kuliah besar, tapi kondisi ekonomi keluarga sangat terbatas,” ungkapnya.
Sejak kecil, ia hidup dalam keterbatasan. Ibunya telah meninggal dunia ketika ia duduk di bangku kelas satu SD, sehingga biaya sekolahnya selama ini hanya ditopang bantuan anak yatim dari Pemerintah Aceh dan program KIP dari pemerintah pusat. Ayahnya bekerja di kebun dengan hasil yang tidak menentu, sementara ia kini tinggal menumpang bersama kakaknya yang berprofesi sebagai petani sawah dan memiliki dua anak yang juga masih sekolah.
“Kuliah ini sebenarnya harapan saya untuk bisa mengubah nasib. Biaya setoran awal kuliah saja terpaksa saya pinjam dari tempat kerja saya sebagai guru PAUD. Kalau bantuan KIP ini benar-benar hilang, saya bingung bagaimana bisa melanjutkan kuliah,” ujarnya lirih.
Ia berharap pihak kampus maupun pemerintah dapat menindaklanjuti persoalan ini agar hak mahasiswa yang benar-benar membutuhkan tidak terabaikan.
“Semoga jerih payah saya melengkapi persyaratan tidak hilang begitu saja ditelan permainan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya dengan suara bergetar.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat terkait transparansi dan keadilan dalam penyaluran bantuan pendidikan KIP di IAIN Aceh Tengah.